Rabu, 25 Agustus 2010

"Penyelamatan Lingkungan Melalui Pertanian"

       Bumi semakin memanas, sering terjadinya pertukaran musim yang tidak menentu dan sulit diprediksi. Usia bumi memang sudah semakin tua, tetapi yang menyebabkannya demikian bukan semata-mata karena memang sudah kodratnya sejati demikian saja. Akan tetapi akibat dari prilaku dan kebiasaan yang kurang sadar serta peduli akan lingkungan dan minimnya informasi kita terhadap lingkunganlah yang menyebabkan usia bumi menjadi tua sebelum waktunya. Kita sebagai manusia tentu sangat bergantung sekali terhadap alam. Lalu mengapa kita tidak mempunyai inisiatif yang begitu tegas agar menjaga keseimbangan alam kita sendiri ? Toh, kita dan anak cucu kita sendiri yang akan merasakan hasilnya. Dengan menjaga keseimbangan alam kita, tidak merusaknya, menjaga selalu kelestariaanya, dan melakukan hal-hal yang positif bagi alam tentu akan berbuah manis untuk dimasa yang akan datang. Dan hal itulah yang kini menjadi pengupayaan oleh seluruh negara-negara di dunia termasuk negara maju maupun berkembang.

       Salah satunya melakukan penyelamatan lingkungan melalui pertanian seperti, memanfaatkan lahan-lahan atau pekarangan yang ada di lingkungan rumah sedapat mungkin untuk ditanami. Sekecil apapun lahan yang tersedia, hiasi rumah kita dengan tanaman-tanaman di pot. Bila lahan masih cukup tersedia upayakan dibuat sumur resapan ataupun biopori untuk menampung air hujan agar tidak sia-sia terbuang ke laut. Disamping itu, sumur resapan dapat berfungsi sebagai cadangan air yang dapat mengisi kembali air tanah yang sangat dibutuhkan pada saat musim kemarau panjang tiba. Dan juga upaya penanaman kembali pohon-pohon yang sudah ditebang di hutan (replanting) ataupun reboisasi. Kegiatan ini disamping dapat melestarikan lingkungan, juga sekaligus dapat menghemat penggunaan sumberdaya alam (efisiensi). Serta seiring dengan perkembangan pertanian organik, sampah organik dapat diubah menjadi pupuk organik dan secara kualitas sampah organik ternyata bisa menjadi pupuk kompos yang berkualitas tinggi. Dengan program ini dapat mengatasi problem kebersihan sampah yang dihadapi oleh masyarakat.

        Tampaknya kegiatan-kegiatan sebagaimana disebutkan diatas adalah sangat sederhana, namun bila semua rumah tangga melakukan hal yang sama maka tidak mustahil kondisi alam kita yang saat ini sedang labil akan stabil kembali atau bahkan menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya. Dan itu semua perlu dimulai dari diri kita sendiri mulai sekarang. So, Let's go green from now! Just starting from our self first... :)


Rina Gahayu

Fakultas Pertanian UMY

Minggu, 22 Agustus 2010

"Pandangan Generasi Muda Terhadap Pertanian"

        Istilah pertanian mungkin sudah terdengar tidak asing lagi ditelinga kita, ya tentu saja. Indonesia dulunya pernah dikenal dan sangat akrab di mata dunia akan keberhasilan produk pertaniaannya. Indonesia memang sejak dulu dikenal sebagai negara agraris dan istilah pertanian sudah sangat membumi serta menjadi sumber mata pencaharian rata-rata penduduk Indonesia pada saat itu. Tetapi, istilah pertanian bagi generasi muda saat ini sudah berada pada titik nadir yang benar-benar sangat memprihatinkan. Pandangan generasi muda saat ini terhadap hasil warisan leluhur bangsanya sendiri lambat laun meninggalkan singgasananya yang begitu megah digantikan oleh kemajuan zaman yang tidak dibarengi dengan kemajuan akan kecintaan terhadap warisan budaya bangsa sendiri. Ironis sekali memang.

      Dimana dampak dari proses globalisasi saat ini tidak dapat dibendung lagi. Yang pada akhirnya membuat para generasi muda yang akan datang menjadi lupa, tidak peduli, dan bahkan tidak mengetahui lagi warisan asli kebudaaan negerinya sendiri. Dan kebanyakan generasi muda saat ini berpandangan secara umum terhadap pertanian bahwa pertanian itu merupakan sesuatu yang asing, tidak modern, kurang diminati, dan tentunya yang terlintas dibenak mereka pasti para petani yang kerjanya melawan panas terik matahari di tengah padang sawah yang luas dan barangkali belum tentu sawah itu kepunyaan dari petani yang menggarapnya. 

       Pandangan ini tentu tidak langsung terbentuk dengan sendirinya, pasti membutuhkan proses yang sangat panjang hingga dapat mengubah paradigma pemikiran generasi muda di Indonesia pada zaman modern ini terhadap pertanian yang begitu sangat rendah. Dan saya sebagai salah satu generasi muda di Indonesia ingin sekali mengubah paradigma itu kembali menjadi paradigma yang membuat para generasi muda yang akan datang melirik kembali dunia pertanian. Karena kemakmuran dan kesejahteraan perekonomian suatu bangsa tidak pernah lepas dari jasa keberhasilan para petaninya yang bekerja dengan sungguh-sungguh demi memenuhi kebutuhan pangan penduduk suatu negara hingga menjadikannya negara yang makmur dan sejahtera.

Rina Gahayu

Fakultas Pertanian UMY